1 Tidak nafsu makan. Sistem pencernaann akan mulai ngambek karena sedang meradang. Kehilangan nafsu makan merupakan gejala infeksi usus yang sering terjadi serta menjadi tanda adanya masalah pencernaan lainnya. 2. Mual. Hilangnya nafsu makan sering disertai dengan mual, sering digambarkan sebagai perasaan ingin muntah.
“Penting untuk mewaspadai penyebab dan gejala infeksi usus. Penyakit ini bisa terjadi karena bakteri, parasit, ataupun virus.” Halodoc, Jakarta – Infeksi usus atau disebut juga enterokolitis adalah kondisi ketika saluran pencernaan mengalami peradangan. Biasanya terjadi pada usus kecil atau usus besar. Penyakit ini bisa terjadi karena banyak hal, umumnya bakteri, virus, atau parasit tertentu. Usus yang terinfeksi dapat membuat kamu mengalami berbagai gejala. Seperti diare dan muntah-muntah, yang dapat memicu dehidrasi atau komplikasi fatal lainnya. Berbagai Penyebab Infeksi Usus Berikut ini sejumlah jenis patogen yang bisa menjadi penyebab infeksi pada usus dan memicu gejala pada sistem pencernaan 1. Bakteri Salmonella Bakteri Salmonella adalah salah satu bakteri yang bisa jadi penyebab peradangan pada usus. Biasanya bakteri ini ada pada produk daging, ayam, telur, dan hewan peliharaan seperti kura-kura. 2. Bakteri Shigella Bakteri Shigella bisa sangat mudah menular dan menyebar dari orang ke orang lainnya. Jika masuk ke saluran pencernaan, bakteri ini dapat menyerang usus dan dapat melukai dinding usus. 3. Bakteri E. coli Jenis bakteri lainnya yang bisa menyebabkan infeksi pada usus adalah E. coli. Bakteri ini umumnya dapat memicu gejala berupa diare dan infeksi yang lebih ringan. Namun, beberapa jenisnya dapat membahayakan nyawa anak-anak dan lansia. Bakteri ini pun dapat menyebar lewat kontak langsung dari orang ke orang, air, atau makanan yang terkontaminasi. 4. Parasit Giardia Parasit ini juga mudah menyebar lewat kontak manusia dan air yang terkontaminasi. Bahkan, parasit ini bisa bertahan dalam kolam renang umum yang sudah diberi klorin. Jadi, penting untuk berhati-hati dalam minum atau mandi dengan air yang kemungkinan terkontaminasi. 5. Norovirus Norovirus adalah jenis virus yang dapat menyebar melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Virus ini dapat menyebabkan usus terinfeksi, dan bisa menular ke orang lain. 6. Rotavirus Rotavirus sebenarnya juga merupakan penyebab gastroenteritis viral, terutama pada anak-anak. Virus dapat menular melalui benda yang terkontaminasi dan memasukkan jari ke dalam mulut. Gejala yang Perlu Diwaspadai Gejala infeksi usus dapat bervariasi, tergantung pada individu dan jenis infeksi yang terjadi. Namun umumnya infeksi memengaruhi ujung bawah sistem pencernaan, dan semua bentuk penyakit memiliki beberapa gejala. Beberapa gejala yang paling umum adalah di dekat enak badan. Pemeriksaan untuk Diagnosis Diperlukan beberapa tes berbeda untuk mendiagnosis infeksi usus. Dokter kemungkinan akan melakukan berbagai tes, seperti Tes hitung darah lengkap CBC.Tes kultur tinja. Dalam beberapa kasus, dokter akan melakukan tes pencitraan, seperti CT atau MRI scan. Hasil tesnya dapat menyoroti tanda-tanda peradangan di usus dan menunjukkan penanda lain dari gangguan tersebut. Pilihan Pengobatan yang Tersedia Setiap jenis infeksi memerlukan perawatan dan pertimbangan yang berbeda. Setelah diagnosis ditetapkan, dokter biasanya akan menjelaskan pilihan pengobatan yang tersedia. Pilihan pengobatan dapat bervariasi antara orang-orang dan sangat tergantung pada jenis enterokolitis dan seberapa jauh perkembangannya. Beberapa orang mungkin perlu dirawat di rumah sakit dan diberi cairan intravena jika kehilangan terlalu banyak cairan tubuh. Dokter jarang meresepkan antibiotik untuk orang dengan infeksi usus, karena dikhawatirkan dapat meningkatkan infeksi dan menyebabkan komplikasi lebih lanjut. Namun, antibiotik dapat diresepkan pada kondisi tertentu, misalnya untuk mencegah sepsis. Waspadai Juga Komplikasinya Infeksi usus dapat menyebabkan komplikasi, terutama bila tidak ditangani dengan tepat. Beberapa komplikasi yang bisa terjadi adalah Robekan di usus usus otak ensefalitis atau radang selaput otak meningitis. pankreas pankreatitis.Penurunan kadar gula darah dan elektrolit Guillain- sendi reaktif Sindrom Reiter.Sepsis. Tips Pencegahan Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan agar tidak mengalami infeksi usus Mencuci kebersihan makanan dan makanan hingga buah dan sayuran mentah sebelum dimasak atau makan daging mentah atau kurang masukkan sisa makanan ke dalam lemari meja dapur dan peralatan memasak dicuci makan makanan yang sudah dibiarkan beberapa jam tanpa dari air kemasan, terutama saat saat membeli makanan atau jajan di luar rumah. Itulah pembahasan lengkap mengenai infeksi usus. Jika kamu mengalami gejalanya, segera download Halodoc untuk membuat janji medis dengan dokter, ya. Referensi Medical News Today. Diakses pada 2022. What To Know About Enterocolitis. Medical University of South Carolina. Diakses pada 2022. Infections of the Small Intestine.
Gangguankesehatan ini bisa disebabkan karena infeksi virus maupun bakteri. Namun, infeksi bakteri membuat meningitis lebih sulit disembuhkan, bahkan berisiko mengancam nyawa. Penyakit ini umumnya terjadi karena infeksi yang menyerang bagian tubuh lain, seperti rongga sinus, tenggorokan, atau telinga yang kemudian menyebar hingga ke otak.
Pengertian infeksi ususInfeksi usus atau enterokolitis adalah penyakit radang usus yang disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus, bakteri, dan parasit. Biasanya, infeksi terjdi karena seseorang mengonsumsi makanan atau air yang sudah terkontaminasi. Tak hanya itu, kontak dengan orang yang telah terinfeksi juga bisa menjadi sarana penularan penyakit ini. Demikian pula dengan kontak dengan barang yang tercemar. Misalnya mainan, lap, dan peralatan makan. Bagi orang yang sehat, enterokolitis kemungkinan akan pulih dengan sendirinya dan tidak menimbulkan komplikasi. Namun untuk kalangan lanjut usia dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, penyakit ini mungkin saja membahayakan. Dalam memberantas penyakit ini, pencegahan adalah kunci utamanya. Pasalnya, infeksi usus terutama akibat virus tidak memiliki pengobatan yang efektif. Pencegahan yang optimal bisa dilakukan dengan menghindari makanan dan minuman yang terkontaminasi. Selain itu, mencuci tangan dengan sabun secara rutin wajib dilakukan. Jenis-jenis infeksi usus Ada beberapa jenis infeksi usus atau enterokolitis, yang masing-masing memiliki gejala dan penyebab yang berbeda. Enterokolitis nekrotikans Enterokolitis nekrotikans terjadi karena adanya kematian jaringan di lapisan usus yang menyertai peradangan. Kondisi ini paling sering terjadi pada bayi prematur. Enterokolitis terkait antibiotik Enterokolitis juga bisa berkembang setelah pemberian antibiotik. Obat ini bisa jadi menyebabkan kematian massal pada bakteri baik. Akibatnya, tercipta lingkungan sempurna untuk bakteri jahat berkembang dan menyebabkan infeksi, seperti Clostridium difficile. Enterokolitis pseudomembran Enterokolitis pseudomembran melibatkan peradangan pada lapisan usus. Kondisi ini biasanya terjadi karena infeksi bakteri dan setelah seseorang minum antibiotik. Sebagian besar pengidap enterokolitis pseudomembran juga menderita enterokolitis terkait antibiotik. Namun tidak selalu demikian. Enterokolitis hemoragik Enterokolitis hemoragik adalah jenis peradangan lain yang terjadi karena infeksi bakteri. Strain tertentu dari bakteri E. coli menginfeksi usus, menghasilkan racun yang memicu masalah pada tubuh. Infeksi usus mungkin dapat menimbulkan risiko yang parah jika tidak diobati. Misalnya, bakteri masuk ke aliran darah dan menyebar serta merusak organ lain. Dalam kasus yang parah, penderita juga bisa mengalami sindrom uremik hemolitik. Penyakit ini akan meningkatkan risiko gagal ginjal, kerusakan saraf, dan stroke. Tanda dan gejala infeksi ususBeberapa gejala infeksi usus yang umumnya muncul meliputi Diare Mual Muntah Sakit perut Demam Sakit kepala Beberapa penderita mungkin mengalami gejala infeksi usus berupa munculnya darah di dalam feses. Kondisi ini bisa juga muncul dalam kasus infeksi yang biasa dikenal dengan disentri. BAB berdarah bisa disebabkan bakteri atau parasit. Namun hal ini mungkin menandakan adanya sesuatu yang serius dalam tubuh Anda. Penyebab infeksi ususPenyebab infeksi usus bisa berupa virus, bakteri, atau parasit lain di bawah ini Virus Norovirus Norovirus bisa menyebabkan gastroenteritis. Rotavirus Rotavirus merupakan kelompok virus yang sering menginfeksi bayi dan anak-anak. Penularannya juga sangat mudah, yaitu melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi muntahan atau tinja penderita. Adenovirus Gejala yang paling umum dari infeksi adenovirus adalah gangguan pernapasan. Namun virus ini juga bisa emicu diare, demam, konjungtivitis, infeksi kandung kemih, dan ruam. Bakteri Clostridium perfringens Clostridium perfringens merupakan penyebab umum dari keracunan makanan. Gejalanya akan muncul dengan cepat dan berkurang atau hilang dalam waktu 24 jam. Campylobacter jejuni Campylobacter jejuni sering dikaitkan dengan memakan daging ayam dan susu yang sudah terkontaminasi. Bakteri ini sering menginfeksi anak-anak terutama di usia dua tahun ke bawah, lansia, dan pengidap malnutrisi. Salmonella Salmonella umummnya ditularkan melalui makanan, terutama daging, telur, ayam, seafood, dan susu. Gejalanya meliputi diare, demam, dan sakit perut yang timbul antara 12-72 jam setelah konsumsi makanan yang sudah tercemar. Shigella Shigella paling sering ditemukan di negara berkembang. Gejala infeksinya bisa berupa sakit perut, muntah, diare berdarah, dan disertai lendir. E. coli E. coli merupakan penyebab paling umum dari diare wisatawan. Helicobacter pylori H. pylori merupakan penyebab infeksi usus yang terkait dengan tukak pada lambung dan usus 12 jari. Pada kebanyakan kasus, infeksi ini tidak bergejala. Staphylococcus aureus Staphylococcus aureus adalah bakteri yang paling sering memicu keracunan makanan. Biasanya, kondisi ini ditandai dengan serangan mendadak yang hebat seperti mual, kram, muntah, dan diare selama 1 hingga 2 hari. Yersinia enterocolitica Y. enterocolitica adalah penyebab diare dan sakit perut yang jarang. Bakteri ini biasanya menginfeksi produk daging mentah atau setengah matang. Kontaminasi bisa juga terjadi pada es krim dan susu. Parasit Giardia lamblia Giardia lamblia paling sering ditemukan pada pelancong yang mengalami diare kronis. Kriptosporidiosis Parasit ini disebarkan melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Amoebiasis Amoebiasis merupakan parasit yang kerap menyerang kalangan dewasa muda. Faktor risiko infeksi usus Beberapa faktor risiko infeksi usus yang sebaiknya diwaspadai antara lain Anak-anak Anak-anak lebih berisiko menderit infeksi usus karena sistem kekebalannya belum berkembang dengan sempurna. Lansia Sistem kekebalan orang lansia cenderung menurun, sehingga mereka lebih rentan untuk mengalami infeksi usus. Tempat umum Kerumunan dapat menjadi lingkungan penularan infeksi usus. Misalnya, di sekolah, tempat ibadah, kantor, atau asrama. Orang dengan sistem imun lemah Jika daya tahan tubuh lemah, risiko infeksi akan meningkat, termausk infeksi usus. Misalnya pada penderita HIV/AIDS, orang yang menjalani kemoterapi, atau orang yang menggunakan imunosupresan. Diagnosis infeksi ususUntuk memastikan diagnosis infeksi usus dan menentukan jenisnya, dokter bisa melakukan beberapa langlah pemeriksaan di bawah ini Tanya jawab Dokter akan menanyakan gejala, faktor risiko, serta riwayat penyakit pasien. Pemeriksaan fisik Dokter akan memeriksa tubuh pasien untuk mencari tanda-tanda infeksi usus. Pemeriksaan tinja Pemeriksaan sampel tinja bertujuan mengetahui ada tidaknya struktur tinja yang abnormal dan menemukan mikroorganisme penyebab infeksi. Tes darah Tes darah dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya tanda-tanda infeksi. Kolonoskopi Kolonoskopi bertujuan melihat kondisi bagian dalam dari saluran pencernaan. Prosedur ini biasanya dilakukan jika pasien mengalami gejala yang berat guna menyingkirkan kemungkinan adanya penyakit pencernaan lain Cara mengobati infeksi ususSecara umum, pengobatan infeksi usus ditujukkan untuk mencegah dehidrasi dan mempertahankan nutrisi. Oleh karena itu, saat terserang penyakit ini, pasien perlu mengonsumsi banyak air dan makan makanan yang lunak. Untuk konsumsi air, dapat ditambahkan dengan oralit dapat dibuat di rumah dengan mencampurkan satu sendok teh gula dan setengah sendok teh garam ke dalam satu liter air. Makanan yang perlu dihindari adalah yang mengandung susu, makanan berlemak, dan alkohol karena dapat memperparah diare. Terapi spesifik untuk infeksi usus tergantung penyebabnya. Jika infeksi disebabkan oleh virus, biasanya tidak ada terapi spesifik yang diberikan. Sementara itu, infeksi bakteri membutuhkan antibiotik dengan pilihan jenis antibiotik tergantung dengan jenis bakteri penyebab. Obat yang biasanya digunakan untuk infeksi usus adalah fluorokuinolon, metronidazole, azitromisin, dan trimethoprim-sulfamethoxazole. Untuk infeksi parasit, biasanya akan diberikan obat antiparasit. Komplikasi infeksi usus Komplikasi infeksi usus, terutama yang disebabkan oleh virus, adalah dehidrasi. Kondisi ini terjadi karena tubuh pasien kehilangan banyak air, garam, serta mineral penting. Pada penderita dengan gejala ringan, mencukupi cairan tubuh dapat dilakukan untuk mencegah dehidrasi. Namun pada bayi, manula, dan orang dengan sistem imun lemah, dehidrasi bisa menjadi masalah yang serius. Jika dehidrasi sudah parah, rawat inap mungkin diperlukan agar cairan tubuh dapat diganti melalui infus. Meski jarang, dehidrasi juga dapat berakibat fatal jika terus dibiarkan. Cara mencegah infeksi ususKarena penyebab infeksi usus kebanyakan ditularkan melalui makanan, maka perilaku hidup sehat diperlukan untuk mencegah infeksi usus, seperti Mencuci tangan, terutama sebelum makan Disinfeksi benda-benda yang terkontaminasi misalnya permukaan meja yang sebelumnya terkontaminasi dengan muntahan anak Mencuci bahan makanan yang akan dimasak hingga bersih Memasak makanan hingga matang, terutama daging dan telur Saat bepergian ke negara berkembang, selalu minum dari air mineral kemasan Hindari kontak dekat dengan penderita infeksi usus Infeksi rotavirus dapat dicegah dengan vaksin Kapan Harus Berkonsultasi dengan DokterAnda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala-gejala seperti di bawah ini Gejala berat, seperti diare lebih dari enam kali sehari, sakit perut yang parah Diare berkepanjangan, yakni lebih dari dua hari Demam tinggi Darah atau lendir pada tinja Gejala dehidrasi, seperti rasa haus berlebihan dan frekuensi buang air kecil berkurang atau jumlah urine yang lebih sedikit Apa yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Berkonsultasi dengan DokterSebelum melakukan kunjungan ke dokter, persiapkan beberapa hal di bawah ini Buatlah daftar seputar gejala yang muncul. Catat riwayat penyakit yang pernah dan sedang dialami oleh pasien. Demikian pula dengan riwayat medis keluarga. Catat semua obat, suplemen, obat herbal, atau vitamin yang dikonsumsi oleh pasien. Catat riwayat perjalanan yang baru-baru ini Anda lakukan. Catat pertanyaan-pertanyaan yang ingin diajukan kepada dokter. Mintalah keluarga atau teman untuk mendampingi saat berkonsultasi ke dokter. Mereka bisa memberi dukungan moral maupun membantu mengingat informasi yang disampaikan dokter. Apa yang Akan Dilakukan Dokter pada Saat KonsultasiDokter kemungkinan akan mengajukan pertanyaan berikut Apa saja gejala yang dirasakan pasien? Apakah Anda memiliki faktor risiko terkait infeksi usus? Apakah Anda rutin mengonsumsi obat-obatan tertentu? Apakah Anda pernah mencari bantuan medis? Bila iya, apa saja pengobatan yang telah Anda coba? Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis infeksi usus agar penanganan yang tepat bisa diberikan. Meskibisa menyerang siapa saja, infeksi bakteri kelompok A ini rentan menyerang dewasa dan anak-anak. Bakteri ini melakukan penyebaran melalui air jika pengidap bersin atau batuk. Baca juga: Waspada, Ini Jenis Infeksi Streptococcus yang Menyerang Organ Intim Wanita. Penyakit yang terjadi karena infeksi Streptococcus kelompok A antara lain Penyakit infeksi adalah masalah kesehatan yang disebabkan oleh organisme kecil, seperti bakteri, virus, jamur, atau parasit. Organisme ini bisa menular dari orang lain, hewan, atau tempat yang terkontaminasi, lalu menyebabkan penyakit di tubuh. Penyakit infeksi dapat menyebar melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi, hewan pembawa, serta tanah atau air yang terkontaminasi. Penyebaran penyakit ini juga bisa terjadi melalui kontak tidak langsung, misalnya menyentuh benda yang dipegang oleh orang yang terinfeksi. Penyakit infeksi kadang menimbulkan gejala ringan yang dapat diatasi dengan perawatan mandiri di rumah. Namun, beberapa kasus infeksi dapat berbahaya sehingga memerlukan perawatan intensif di rumah sakit. Jenis dan Penyebab Penyakit Infeksi Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau parasit yang menyerang tubuh. Masing-masing mikroba ini bisa menimbulkan masalah kesehatan yang berbeda. Berikut adalah penjelasannya Infeksi bakteri Bakteri dapat ditemukan di tanah, air, hingga di dalam tubuh manusia. Ada banyak jenis bakteri yang masing-masingnya memiliki keunikan tersendiri. Ada yang perlu oksigen untuk hidup bakteri aerob, dan ada juga yang tidak bisa hidup jika ada oksigen bakteri anaerob. Bakteri juga bisa dikelompokkan berdasarkan dinding selnya. Ada yang dinding selnya tebal, ada juga yang tipis. Perbedaan jenis bakteri ini membedakan jenis penyakit yang disebabkannya serta penanganannya. Beberapa contoh penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri adalah Infeksi saluran kemih ISK Keracunan makanan Gastroenteritis Gonore Klamidia Sifilis Tuberkulosis Pneumonia Kolera Infeksi Helicobacter pylori Botulisme Tetanus Infeksi virus Virus bersifat seperti parasit dan membutuhkan sel inang untuk hidup. Tanpa sel inang, virus bisa menempel di benda mati, tetapi umumnya tidak bertahan lama. Setelah memasuki sel inang, virus akan mulai bereproduksi sehingga dapat menyebabkan sel inang mati. Beberapa contoh penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus adalah COVID-19 Influenza Campak Rubella Cacar air Polio HIV Human papillomavirus HPV Hepatitis Demam berdarah Rabies Meningitis Ebola Infeksi jamur Jamur adalah mikroba yang biasanya ditemukan di tempat yang lembap dan gelap, seperti di tanah atau ruangan yang lembap. Jamur penyebab penyakit infeksi umumnya berukuran sangat kecil dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Kebanyakan infeksi jamur terjadi pada kulit atau bagian luar tubuh. Namun, jamur juga bisa menyebabkan penyakit infeksi sistemik yang menyerang organ dalam tubuh. Biasanya, infeksi sistemik jamur terjadi pada orang dengan daya tahan tubuh yang lemah. Ada banyak penyakit infeksi yang disebabkan oleh jamur, antara lain Kandidiasis vaginalis Kurap Kutu air Aspergillosis Histoplasmosis Infeksi kriptokokus Otomikosis Infeksi parasit Parasit adalah organisme yang menumpang hidup sekaligus mengambil nutrisi dari tubuh inang. Beberapa contoh penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit adalah Toksoplasmosis Malaria Trikomoniasis Giardiasis Infeksi cacing pita Infeksi cacing gelang Kutu rambut Kudis Faktor risiko penyakit infeksi Semua orang berisiko terserang penyakit infeksi. Namun, ada beberapa kelompok orang yang lebih rentan terkena penyakit ini, yaitu Ibu hamil Bayi dan anak-anak Orang lanjut usia Penderita penyakit tertentu, seperti asma, penyakit jantung, atau diabetes Penderita penyakit autoimun yang menggunakan obat imunosupresan Orang dengan daya tahan tubuh lemah, misalnya akibat menderita HIV/AIDS Penderita jenis kanker tertentu Orang yang sering bepergian jauh Gejala Penyakit Infeksi Saat terinfeksi, tubuh mengeluarkan respons peradangan untuk melawan infeksi sehingga penyakit tidak terjadi. Respons peradangan ini dapat menimbulkan beragam gejala, tergantung pada bagian tubuh yang diserang. Gejala penyakit infeksi dapat bersifat umum atau spesifik. Gejala umum yang dapat terjadi adalah Demam Menggigil Sakit kepala Lelah Tidak enak badan atau malaise Nyeri otot dan sendi Pembengkakan kelenjar getah bening Sementara itu, gejala spesifik yang dapat terjadi akibat penyakit infeksi tergantung pada lokasi infeksinya. Berikut adalah gejala-gejala tersebut 1. Penyakit infeksi pada saluran pernapasan Gejala penyakit infeksi yang menyerang saluran pernapasan tergantung pada lokasi infeksi. Gejala pada infeksi saluran pernapasan atas akan berbeda dengan infeksi saluran pernapasan bawah. Berikut adalah rinciannya Saluran pernapasan atas Saluran pernapasan atas meliputi saluran hidung, sinus, faring pangkal kerongkongan, dan laring pangkal tenggorokan. Gejala yang dapat timbul akibat infeksi di organ ini antara lain Bersin Pilek Batuk Hidung tersumbat Suara serak Tenggorokan gatal Sakit saat menelan Saluran pernapasan bawah Saluran pernapasan bawah melibatkan trakea, bronkus, bronkiolus, dan alveoli paru-paru. Contoh penyakit infeksi pada saluran pernapasan bawah adalah pneumonia, bronkitis, serta bronkiolitis. Gejalanya dapat berupa Batuk, baik dengan maupun tanpa dahak Nyeri dada Sesak napas Demam Mengi Dyspnea Hilang nafsu makan Sianosis 2. Penyakit infeksi pada saluran kemih Infeksi saluran kemih ISK juga dapat dibagi dua berdasarkan lokasinya, yaitu infeksi saluran kemih atas dan infeksi saluran kemih bawah. Berikut rinciannya Infeksi saluran kemih bawah Infeksi saluran kemih bawah lebih sering terjadi daripada infeksi saluran kemih bawah. Penyakit yang termasuk ISK bawah adalah uretritis dan cystitis. Gejalanya antara lain Nyeri dan sensasi terbakar saat berkemih Dorongan terus menerus untuk buang air kecil Rasa tidak tuntas setelah buang air kecil Sulit buang air kecil Warna urine keruh Kencing berdarah Infeksi saluran kemih atas Saluran kemih atas terdiri dari ginjal dan ureter saluran yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih. Biasanya, ISK atas terjadi akibat penyebaran dari ISK bawah yang terlambat ditangani. Penyakit infeksi pada bagian ini dapat menyebabkan gejala berikut Demam tinggi >380C dan menggigil Nyeri di punggung atau pinggang Mual dan muntah Linglung Gelisah dan tidak bisa diam 3. Penyakit infeksi pada otak dan sumsum tulang belakang Sistem saraf pusat meliputi otak serta selaput pelindung di sekitar otak dan sumsum tulang belakang. Contoh penyakit infeksi yang menyerang sistem saraf pusat adalah radang otak ensefalitis dan radang selaput otak meningitis. Gejala penyakit infeksi pada sistem saraf pusat bisa bervariasi, tergantung pada keparahannya. Keluhan yang umum muncul meliputi Leher kaku Sakit kepala parah Sulit konsentrasi Penurunan refleks mata terhadap cahaya Mual dan muntah Linglung Sulit berjalan Hilang nafsu makan atau minum Kejang 4. Penyakit infeksi pada darah Infeksi pada aliran darah paling sering dikaitkan dengan infeksi bakteri, yakni bakteremia. Bakteremia yang tidak segera ditangani bisa berkembang menjadi sepsis. Gejala penyakit infeksi pada darah antara lain Napas cepat dan sesak Denyut nadi cepat Suhu tubuh rendah Tubuh terasa sangat lelah atau lemah Mual dan muntah Frekuensi buang air kecil berkurang Kulit pucat atau kebiruan Pingsan atau tidak sadarkan diri 5. Penyakit infeksi pada hati Penyakit infeksi pada hati umumnya disebabkan oleh virus, terutama virus hepatitis A, B, C, D, atau E. Gejalanya antara lain Hilang nafsu makan Mual dan muntah Sakit perut Urine berwarna gelap Tinja berwarna terang Penyakit kuning 6. Penyakit infeksi pada saluran pencernaan Saluran pencernaan terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus kecil, usus besar, dan anus. Contoh penyakit infeksi pencernaan adalah gastroenteritis, radang lambung, dan radang usus. Gejala yang bisa muncul akibat penyakit infeksi pada saluran pencernaan adalah Kram perut Diare Mual dan muntah 7. Penyakit infeksi pada telinga Otitis adalah istilah umum untuk infeksi telinga. Infeksi ini bisa terjadi di telinga luar otitis eksterna, telinga tengah otitis media, dan yang lebih jarang, di telinga dalam otitis interna. Pada umumnya, gejala infeksi telinga bisa berupa Sakit telinga Kemerahan di telinga Gangguan pendengaran Telinga berdenging Penumpukan cairan di telinga Vertigo Hilang keseimbangan Mual dan muntah 8. Penyakit infeksi pada mata Infeksi pada mata sering terjadi akibat kontak tangan dengan mata, penggunaan alat rias mata yang tidak bersih, atau penularan dari orang lain yang sedang terinfeksi. Contoh penyakit infeksi mata adalah konjungtivitis, keratitis, dan endoftalmitis. Gejala yang dapat timbul akibat infeksi pada mata antara lain Mata merah Nyeri mata Mata bengkak, gatal, atau terasa seperti terbakar Keluar banyak kotoran mata Air mata keluar secara berlebihan Kelopak mata membengkak Mata sensitif terhadap cahaya Gangguan penglihatan 9. Penyakit infeksi pada alat kelamin Infeksi pada kelamin atau infeksi menular seksual IMS adalah infeksi yang menular melalui hubungan seks vaginal, seks anal, atau seks oral. Jenis penyakit IMS antara lain klamidia, herpes genital, gonore, human papillomavirus HPV, sifilis, dan trikomoniasis. Gejala penyakit IMS bisa berupa Nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil Kelamin terasa gatal atau panas Nyeri saat berhubungan seks Keputihan disertai bau tidak sedap Nanah dari penis Testis bengkak dan nyeri Dubur terasa gatal dan mengeluarkan cairan atau darah Luka atau lecet pada kelamin Nyeri panggul 10. Penyakit infeksi pada kulit Kulit merupakan lapisan tubuh paling luar yang rentan terkena infeksi. Contoh infeksi pada kulit adalah impetigo, herpes zoster, kurap, dan kutu air. Gejalanya antara lain Gatal Ruam, seperti bintik merah, bentol, lepuh, atau bercak merah Nyeri ketika disentuh Hangat ketika diraba Bengkak Ruam atau luka Benjolan padat atau berisi nanah Perubahan tekstur atau warna kulit Kapan harus ke dokter Segera periksakan diri ke dokter bila mengalami gejala penyakit infeksi, terutama bila Gejala muncul setelah digigit hewan tertentu Gejala memburuk dan tidak kunjung membaik dengan perawatan di rumah Gejala terjadi secara berkepanjangan atau berulang Pertolongan medis juga perlu segera dilakukan jika mengalami gejala berikut Sulit bernapas Sakit kepala parah disertai demam tinggi Ruam atau pembengkakan di kulit Demam yang tidak membaik selama lebih dari 3 hari Batuk yang berlangsung lebih dari 1 minggu Gangguan penglihatan atau pendengaran Perlu diketahui bahwa gejala penyakit infeksi tergantung pada organisme penyebabnya. Oleh sebab itu, penting untuk memeriksakan diri ke dokter agar jenis penyakitnya dapat diketahui. Dengan begitu, dokter dapat segera memberikan pengobatan dan mencegah penyakit memburuk. Diagnosis Penyakit Infeksi Dokter akan terlebih dahulu melakukan tanya jawab seputar gejala yang dirasakan, waktu kemunculan gejala, dan riwayat kesehatan pasien, kemudian diikuti dengan pemeriksaan fisik. Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penyakit infeksi dengan mengambil sampel darah, urine, tinja, dahak, atau cairan tubuh lain untuk diteliti di laboratorium. Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan penunjang lain, seperti Foto Rontgen, CT scan, dan MRI Pengambilan sampel jaringan biopsi pada organ yang terinfeksi Pengobatan Penyakit Infeksi Pengobatan infeksi disesuaikan dengan penyebabnya dan bagian tubuh yang terinfeksi. Pada dasarnya, penanganan infeksi bertujuan untuk menghilangkan gejala sampai tubuh membentuk kekebalan terhadap penyakit tersebut. Beberapa obat yang dapat digunakan untuk menangani infeksi meliputi Antibakteri atau antibiotik, seperti amoxicillin atau doxycycline Antivirus, seperti zanamivir atau acyclovir Antijamur, seperti clotrimazole atau fluconazole Antiparasit, seperti albendazole atau artesunate Obat untuk mengatasi infeksi tersedia dalam berbagai bentuk, mulai dari tablet, salep, obat tetes, krim, hingga suntik. Penting untuk diingat, hindari penggunaan obat tanpa seizin dokter. Hal ini karena dosis dan jenis obatnya perlu disesuaikan dengan kondisi dan riwayat penyakit pasien. Komplikasi Penyakit Infeksi Sebagian besar penyakit infeksi hanya menyebabkan komplikasi ringan. Namun, penyakit infeksi yang parah, seperti pneumonia, AIDS, atau meningitis, dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Beberapa penyakit infeksi juga dapat meningkatkan risiko penderitanya terkena kanker, misalnya Infeksi HPV, yang dapat menyebabkan kanker serviks Hepatitis B dan C, yang dapat menyebabkan kanker hati Infeksi H. pylori, yang dapat menyebabkan kanker lambung Beberapa penyakit infeksi mungkin hanya menginfeksi tubuh tanpa menimbulkan gejala apa pun. Namun, penyakit tersebut bisa kambuh lagi dan berkembang pada masa yang akan datang. Sebagai contoh, penderita cacar air dapat terkena herpes zoster di kemudian hari. Ada juga penyakit infeksi yang tidak menimbulkan gejala pada orang sehat, tetapi berbahaya bagi ibu hamil karena berisiko menyebabkan cacat janin. Contoh dari penyakit infeksi tersebut adalah toksoplasmosis, infeksi Rubella, atau cytomegalovirus. Pencegahan Penyakit Infeksi Penyakit infeksi disebabkan oleh organisme tak kasat mata yang hidup di sekitar kita. Pada dasarnya, semua jenis penyakit infeksi ini bisa dicegah jika Anda tidak melakukan kontak dengan organisme tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit infeksi adalah melalui vaksinasi. Ada banyak penyakit yang bisa dicegah dengan vaksinasi, misalnya TBC, difteri, herpes zoster, influenza, atau COVID-19. Selain itu, ada beberapa cara lain yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya infeksi, yaitu Mencuci tangan saat sebelum dan sesudah beraktivitas Menutup hidung dan mulut saat bersin atau batuk Membatasi kontak dengan orang lain saat sedang sakit Melakukan pemeriksaan kesehatan ke dokter secara berkala Membersihkan permukaan benda yang sering disentuh Menjaga kebersihan makanan Menerapkan perilaku seks yang sehat Menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit Tidak berbagi pakai barang pribadi, seperti sikat gigi, sisir, handuk, atau alat cukur Menghindari penggunaan alat makan dan minum bersama Berkonsultasi ke dokter terkait perlunya vaksinasi, terutama sebelum melakukan perjalanan jauh

Infeksisaluran kemih, disebabkan bakteri Escherichia coli yang biasanya hidup di dalam usus besar Keracunan makanan akibat bakteri , sering disebabkan oleh E. coli, Salmonella , atau Shigella Selulitis , disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus (MRSA) dan Streptococcus

NilaiJawabanSoal/Petunjuk TIFUS Nama penyakit yang disebabkan kuman DISENTRI Penyakit radang selaput lendir usus besar dengan gejala berak-berak bercampur lendir TETANUS Penyakit akibat infeksi luka oleh bakteri BUNTU Jenis Usus Pada Manusia ENTEROPATI Dok penyakit usus atau saluran pencernaan TERINFEKSI Terkena infeksi dia ~ penyakit TBC HERNIA Nama penyakit, burut VIROSIS Dok penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus AIDS Raja Penyakit Kelamin EBOLA Penyakit berbahaya yang disebabkan oleh virus yang pernah menjadi epidemi di Afrika Barat IMUNOLOGI Ilmu tentang kekebalan daya tahan tubuh terhadap infeksi dan penyakit INFEKSI Kemasukkan bibit penyakit, tertular penyakit TRAKOM Penyakit mata menular oleh virus yang mengakibatkan selaput mata berbintik-bintik merah DIFTERI Penyakit menular berupa radang selaput lendir pada tenggorokan SKORBUT Penyakit akibat kekurangan Vitamin C dengan gejala pendarahan pada gusi, kulit, usus, dll ENTERITIS Radang usus PATOGENESIS Proses berjangkitnya penyakit yang dimulai dari permukaan terjadinya infeksi sampai dengan timbulnya reaksi akhir BURUT Penyakit yang disebabkan karena isi perut usus turun dan biasanya kantung kemaluan menjadi besar; hernia HEMOKROMATOSIS Kim penyakit yang disebabkan oleh serapan besi berlebihan dari usus halus dan dengan pengendapan besi berlebihan dalam beragam organ DISINFEKSI Bahan kimia lisol, kreolin, dsb yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran oleh jasad renik; obat pembasmi kuman penyakit; pembasmian hama penyakit SERIAWAN Penyakit pada gusi, bibir, langit-langit mulut, atau lidah RADANG Penyakit kerusakan jaringan tubuh yang ditandai dengan demam dan pembengkakan STADIUM Tingkatan dalam penyakit KOMPLIKASI Penyakit tambahan pada penyakit yang sudah ada KANKER Penyakit yang mengharuskan pasien menjalani kemoterapi
Berikutadalah beberapa gejala tuberkulosis usus yang mungkin terjadi: Demam; Tidak nafsu makan; Sakit perut; Perubahan kebiasaan buang air besar; Diare; Mual dan muntah; Penurunan berat badan; Perdarahan rektal; Massa perut; Muncul darah pada tinja; Meski begitu, tidak semua orang yang mengalami TBC usus akan memiliki gejala di atas. Bahkan, ada pula beberapa penderita yang tidak mengalami gejala TBC sama sekali.
Diare parah yang tidak ditangani dengan baik dapat berakibat fatal, terutama pada anak-anak. Diare yang parah dapat mengakibatkan demam, turunnya berat badan, hingga feses berdarah. 2. Sembelit konstipasi Frekuensi buang air besar setiap orang berbeda-beda. Ada yang bisa buang air besar setiap hari atau sekali dalam seminggu. Anda bisa dikatakan mengalami sembelit konstipasi apabila frekuensi BAB tiba-tiba lebih jarang atau lebih sulit dari biasanya. Sembelit adalah penyakit pada sistem pencernaan yang disebabkan oleh perubahan pola makan atau asupan nutrisi. Faktor-faktor yang kerap menjadi penyebabnya antara lain terlalu banyak minum susu, kekurangan asupan serat, kekurangan asupan air, kurang aktif bergerak, sedang mengonsumsi obat antasida, atau sedang stres. Anda bisa mencegah dan mengatasi sembelit dengan memperbanyak konsumsi makanan berserat, minum air, dan berolahraga. 3. GERD Gastroesophageal reflux disease Gastroesophageal reflux disease GERD adalah penyakit pada sistem pencernaan yang ditandai dengan naiknya asam lambung naik menuju kerongkongan. Jika tidak ditangani, asam lambung yang naik dapat menyebabkan iritasi pada lapisan dalam kerongkongan. Gejala umum GERD meliputi rasa terbakar pada dada heartburn terutama pada malam hari atau setelah makan. Faktor-faktor yang meningkatkan risiko timbulnya GERD yakni obesitas, kehamilan, hernia, dan terhambatnya pengosongan lambung. Gangguan pencernaan ini juga bisa dipicu oleh kebiasaan merokok, makan dalam porsi besar, dan konsumsi aspirin. 4. Gastroenteritis Gastroenteritis merupakan penyakit infeksi pada sistem pencernaan yang menyerang lambung dan usus. Penyakit ini dikenal juga sebagai flu perut atau muntaber. Semua orang dapat mengalaminya, tapi anak berusia di bawah lima tahun biasanya lebih rentan. Gejala utama gastroenteritis di antaranya diare, demam, sakit perut, dan mual atau muntah. Penyebab utama flu perut adalah infeksi rotavirus dan norovirus. Selain itu, kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, parasit giardia, serta zat kimia beracun yang terdapat dalam jenis jamur tertentu. Penyakit ini bisa menjadi berbahaya bila pasien mengalami dehidrasi parah karena tidak mendapatkan cukup cairan. Pasien yang menunjukkan ciri-ciri dehidrasi parah harus segera mendapatkan penanganan di rumah sakit. 5. Keracunan makanan Seseorang dapat mengalami keracunan makanan bila mengonsumsi makanan yang telah terkontaminasi oleh mikroba yang mengeluarkan racun. Mikroba yang sering menyebabkan keracunan makanan di antaranya E. coli, salmonella, C. botulinum, shigella, dan parasit giardia. Kontaminasi bukan hanya dapat terjadi selama proses produksi atau pengemasan makanan. Teknik penyimpanan atau pengolahan makanan yang keliru juga sering kali menjadi penyebab seseorang mengalami keracunan. Keracunan makanan ditandai dengan mual, muntah, sakit perut, dan demam. Anda mungkin juga bisa mengalami diare encer atau berdarah, tergantung tingkat keparahan penyakit. 6. Penyakit kantong empedu Segala macam peradangan, infeksi, penyumbatan, serta pembentukan batu empedu merupakan bagian dari penyakit kantong empedu. Kantong empedu adalah organ penampung cairan empedu yang terletak di bagian bawah hati. Jenis penyakit kantong empedu yang paling umum adalah sebagai berikut. Kolesistitis peradangan kantong empedu. Pembentukan batu pada kantong atau saluran empedu. Pertumbuhan jaringan pada kantong empedu. Kelainan bawaan lahir pada kantong empedu. Chronic acalculous gallbladder disease berkurangnya kemampuan gerak kantong empedu untuk mengeluarkan cairan empedu. Primary sclerosing cholangitis peradangan dan pembentukan jaringan parut pada kantong empedu. Gejala paling umum dari penyakit sistem pencernaan ini adalah nyeri berkala pada perut sebelah kanan dekat tulang rusuk. Rasa nyeri dapat menjalar hingga punggung belakang atau tulang dada, serta dibarengi mual atau muntah dan penyakit kuning. 7. Penyakit liver Jenis penyakit pencernaan yang menyerang hati dapat disebabkan oleh infeksi virus, konsumsi alkohol secara berlebihan, hingga faktor genetik. Melansir National Library of Medicine AS, berikut adalah beberapa jenis penyakit liver yang paling umum. Penyakit akibat virus seperti hepatitis A, B, dan C. Penyakit akibat racun atau konsumsi alkohol dan obat-obatan yang berlebihan, misalnya penyakit perlemakan hati. Penyakit liver keturunan, seperti hemokromatosis dan penyakit Wilson. Kanker hati. Tanda dan gejala umum dari penyakit hati sangat beragam, beberapa yang paling umum meliputi kulit dan mata yang tampak kekuningan jaundice, warna urine gelap, warna tinja pucat, menghitam, atau terkontaminasi darah, mengalami kelelahan kronis, mual atau muntah, kulit tubuh cenderung mudah memar. Seiring waktu, gangguan pada liver bisa menyebabkan luka dan pembentukan jaringan parut sirosis hati yang berakibat fatal bila tidak ditangani. 8. Radang usus buntu apendisitis Radang usus buntu atau apendisitis ditandai dengan peradangan pada apendiks alias usus buntu. Hal ini bisa disebabkan karena usus buntu tersumbat oleh tinja, benda asing, kanker, atau infeksi. Gejala umum dari radang usus buntu meliputi nyeri di dekat area pusar, mual dan muntah, demam, susah kentut, nyeri saat kencing, dan perut kram. Apendisitis perlu ditangani dengan operasi pengangkatan usus buntu. Radang usus buntu yang dibiarkan bisa mengarah pada infeksi selaput rongga perut peritoneum. 9. Gangguan usus Ada sejumlah gangguan yang dapat menyerang usus kecil dan usus besar. Beberapa penyakit disebabkan oleh infeksi atau peradangan. Berikut adalah beberapa contoh penyakit yang dapat menyerang usus kecil. Hernia inguinalis keluarnya sedikit bagian usus kecil keluar dari rongga perut. Penyakit celiac peradangan pada usus halus yang dipicu oleh konsumsi makanan mengandung gluten. Inflammatory bowel diseasesegala macam penyakit yang ditandai dengan peradangan pada usus, termasuk penyakit Crohn. Ulkus peptikum dikenal sebagai tukak lambung, ini adalah gangguan sistem pencernaan yang disebabkan oleh luka pada lapisan lambung atau usus halus. Penyakit lainnya seperti perdarahan, penyumbatan, infeksi, atau kanker pada usus halus. Sementara itu, berikut adalah jenis penyakit sistem pencernaan yang terjadi pada usus besar. Kolitis peradangan dan iritasi pada lapisan dalam usus besar. Penyakit ini adalah salah satu bentuk dari inflammatory bowel disease. Divertikulosis pembentukan kantong kecil pada saluran pencernaan, terutama usus besar. Bila kantong meradang atau terinfeksi, kondisi ini disebut sebagai divertikulitis. Polip usus besar pertumbuhan jaringan atau benjolan pada lapisan dalam usus besar. Kanker usus besar pembentukan jaringan tumor pada lapisan dalam usus besar. Kondisi ini juga dapat berawal dari polip usus besar. 10. Ambeien/wasir hemoroid Ambeien atau wasir adalah peradangan dan pembengkakan pada pembuluh darah di sekitar anus. Gejala utama wasir adalah rasa nyeri pada anus dan keluarnya darah saat buang air besar. Salah satu faktor yang paling sering menyebabkan wasir adalah kebiasaan mengejan terlalu keras atau lama ketika buang air besar. Masalah ini biasanya dialami oleh penderita sembelit kronis yang kekurangan asupan serat. Ambeien dapat menyebabkan rasa sakit hebat saat buang air besar sehingga Anda mungkin takut untuk buang air besar. Padahal, menahan buang air besar justru bisa membuat ambeien tambah parah. 11. Jenis penyakit pencernaan lainnya Selain masalah kesehatan yang telah disebutkan di atas, berikut jenis penyakit lain yang kerap ditemukan pada sistem pencernaan. Fisura ani robekan pada anus akibat kebiasaan mengejan saat buang air besar. Intoleransi makanan kesulitan mencerna makanan karena tubuh terlalu sensitif terhadap kandungan tertentu dalam makanan. Pankreatitis peradangan pada pankreas, organ penghasil hormon pencernaan dan insulin. Splenomegali pembesaran pada limpa, organ yang mengatur peredaran getah bening dan beberapa fungsi imun. Pruritus ani rasa gatal pada anus yang dapat disebabkan oleh penyakit kulit atau gangguan lain pada sistem pencernaan. Perdarahan feses munculnya darah pada feses akibat penyakit tertentu pada sistem pencernaan. Proctitis peradangan pada lapisan dalam rektum. Sistem pencernaan manusia terdiri dari saluran pencernaan serta organ pelengkap seperti liver, empedu, dan kantong empedu. Tiap komponen sistem pencernaan dapat mengalami masalah akibat peradangan, infeksi, tumor, dan lain-lain. Catatan akhir Beberapa penyakit pada sistem pencernaan mungkin bersifat ringan. Namun, ada pula gangguan yang dapat menimbulkan komplikasi. Maka dari itu, jangan abaikan gejala yang muncul. Jika gejala berlangsung berhari-hari dan tidak kunjung membaik, segeralah berkonsultasi kepada dokter.
Penyakitini biasanya disebabkan oleh banyak hal, mulai dari alergi, infeksi virus dan bakteri yang menyerang rongga mulut anak, hingga pola makan dengan gizi yang kurang seimbang. Memberi minum banyak air pada anak dan memintanya untuk berkumur air garam adalah cara yang bisa dilakukan untuk membantu mengurangi gejala radang tenggorokan pada anak. Infeksi bakteri adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Infeksi ini dapat menyebabkan demam, batuk, hingga tanda peradangan, seperti nyeri dan pembengkakan, pada penderitanya. Bakteri adalah mikroorganisme bersel tunggal yang dapat ditemukan di air, tanah, bahkan di dalam tubuh manusia. Beberapa jenis bakteri bermanfaat dan dibutuhkan oleh tubuh. Akan tetapi, ada juga beberapa jenis bakteri yang dapat menyebabkan infeksi. Bakteri berbeda dengan virus. Bakteri tidak membutuhkan sel manusia untuk hidup dan berkembang biak, sedangkan virus membutuhkannya. Maka dari itu, proses diagnosis dan penanganan infeksi bakteri dan infeksi virus dapat berbeda. Penyebab Infeksi Bakteri Infeksi bakteri terjadi ketika bakteri yang merugikan masuk ke dalam tubuh dan berkembang biak dengan cepat. Bakteri tersebut dapat menginfeksi organ tubuh tertentu, seperti paru-paru, ginjal, bahkan otak. Berikut ini adalah beberapa penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Anthraks, yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis Penyakit Lyme, yang disebabkan oleh bakteri Borrelia burgdorferi Demam Q, yang disebabkan oleh bakteri Coxiella burnetii Demam rematik, yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus tipe A Tuberkulosis, yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis Pneumonia, yang dapat disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae atau Mycoplasma pneumoniae Vaginosis, yang disebabkan oleh bakteri anaerobes Meningitis, yang dapat disebabkan oleh bakteri Streptococcus tipe B, Neisseria meningitidis, atau Listeria monocytogenes Gonore, yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae Infeksi bakteri dapat menular melalui berbagai cara, yaitu Secara langsung Penularan bakteri dapat terjadi ketika seseorang melakukan kontak dengan penderita infeksi. Kontak tersebut dapat terjadi melalui hubungan seksual, ciuman, serta percikan dahak dari batuk atau bersin. Ibu hamil juga dapat menularkan bakteri ke janin yang dikandungnya melalui plasenta atau kontak dengan jalan lahir saat persalinan. Secara tidak langsung Bakteri dapat tertinggal pada benda, seperti handuk, meja, atau gagang pintu. Bakteri di benda tersebut bisa berpindah ketika orang lain menyentuh benda tersebut kemudian menyentuh mata, mulut, atau hidung, sebelum mencuci tangan terlebih dahulu. Makanan atau minuman Bakteri dapat ke luar melalui tinja dan mencemari makanan atau minuman, kemudian menginfeksi seseorang yang mengonsumsi makanan atau minuman tersebut. Jenis bakteri yang menular melalui makanan adalah Salmonella typhii yang menyebabkan tipes. Gigitan hewan Hewan dapat menjadi perantara penularan bakteri, misalnya pada penyakit Lyme, yang ditularkan oleh gigitan kutu. Faktor risiko infeksi bakteri Infeksi bakteri dapat terjadi pada siapa saja. Namun, risiko terkena infeksi bakteri dapat meningkat pada seseorang memiliki daya tahan tubuh yang lemah, misalnya karena Sedang menggunakan obat kortikosteroid Menderita HIV/AIDS Menderita kanker atau kondisi lain yang memengaruhi daya tahan tubuh Selain memiliki daya tahan tubuh yang lemah, risiko terkena infeksi bakteri juga dapat meningkat pada seseorang yang memiliki beberapa faktor berikut Memiliki alat medis yang ditanam atau dipasang dalam tubuh Mengalami kekurangan nutrisi Berusia lanjut lansia Memiliki kebersihan tubuh atau sanitasi lingkungan yang buruk Gejala Infeksi Bakteri Gejala infeksi bakteri pada tiap orang dapat muncul berbeda-beda, tergantung organ tubuh yang terinfeksi dan jenis bakteri penyebabnya. Beberapa gejala umum yang dapat dialami penderita infeksi bakteri adalah Demam Batuk Bersin Mual dan muntah Diare Lemas Selain gejala di atas, ada beberapa gejala spesifik yang dapat dialami ketika seseorang menderita infeksi bakteri pada kulit, seperti Ruam Kemerahan Pembengkakan Nyeri Benjolan berisi nanah Gatal Kapan harus ke dokter Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala infeksi bakteri, terutama jika Gejala makin memburuk dan tidak membaik setelah perawatan di rumah Gejala terjadi terus-menerus atau berkepanjangan Gejala muncul setelah digigit hewan tertentu, seperti kutu atau tungau Pemeriksaan ke dokter juga diperlukan jika mengalami gejala berikut Sulit bernapas Batuk yang berlangsung lebih dari seminggu Sakit kepala yang disertai demam tinggi Ruam atau pembengkakan di kulit Muntah secara terus-menerus Diare disertai dengan darah Gangguan penglihatan, seperti pandangan kabur Diagnosis Infeksi Bakteri Dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala dan riwayat kesehatan pasien. Setelah itu, dokter melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh. Untuk memastikan diagnosis, dokter dapat melakukan pemeriksaan lanjutan, seperti Tes kultur bakteri, untuk mendeteksi keberadaan bakteri pada sampel darah, urine, dahak, tinja, atau cairan tubuh lain Tes pewarnaan gram, untuk mengetahui jenis infeksi bakteri di dalam tubuh, dengan memeriksa perubahan warna pada sampel darah, urine, dahak, atau cairan tubuh lain Pemindaian dengan foto Rontgen, MRI, atau CT scan, untuk mendeteksi adanya jaringan abnormal dan kumpulan nanah abses pada organ dalam tubuh Biopsi, untuk mendeteksi kondisi selain infeksi yang mungkin diderita, dengan mengambil sampel jaringan pada organ yang terinfeksi Pengobatan Infeksi Bakteri Pengobatan utama infeksi bakteri adalah dengan pemberian antibiotik. Obat ini bertujuan untuk membunuh bakteri atau memperlambat perkembangbiakannya. Jenis antibiotik yang diberikan kepada pasien akan disesuaikan dengan gejala, riwayat kesehatan, tingkat keparahan, dan hasil pemeriksaan pasien. Beberapa jenis antibiotik yang dapat diberikan adalah Penisilin, seperti amoxicillin dan ampicillin Sefalosporin, seperti cefadroxil dan cefotamine Aminoglikosida, seperti gentamycin dan streptomycin Tetrasiklin, seperti doxycycline dan minocycline Makrolid, seperti erythromycin dan azithromycin Quinolone, seperti ciprofloxacin dan levofloxacin Lincosamide, seperti lincomycin dan clindamycin Dokter dapat meresepkan antibiotik tanpa harus menunggu hasil pemeriksaan penunjang, terutama bila pasien telah mengalami komplikasi. Tindakan ini disebut dengan terapi antibiotik empiris. Tujuannya adalah agar pengobatan tidak tertunda. Perlu diketahui, ada kondisi ketika bakteri sudah kebal terhadap antibiotik. Kondisi yang disebut dengan resistensi antibiotik ini terjadi akibat konsumsi obat antibiotik yang tidak sesuai dengan resep dokter. Jika bakteri sudah kebal terhadap antibiotik, dokter akan memberikan jenis obat yang lebih kuat atau dengan dosis yang lebih tinggi. Akan tetapi, pada beberapa kasus, infeksi bakteri yang sudah kebal terhadap antibiotik bahkan tidak dapat diobati sama sekali. Oleh sebab itu, antibiotik harus tetap digunakan selama masa pengobatan, meski kondisi sudah membaik. Selain dapat mencegah kambuhnya infeksi, menggunakan antibiotik sampai habis juga dapat menurunkan risiko terjadinya resistensi antibiotik. Komplikasi Infeksi Bakteri Jika tidak ditangani, infeksi bakteri dapat menyebabkan beberapa komplikasi, yaitu Bakteremia, yaitu kondisi ketika bakteri masuk ke dalam darah akibat infeksi bakteri di suatu organ tubuh, seperti ginjal dan paru-paru Sepsis, yaitu infeksi bakteri yang telah menyebar ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan gangguan pada fungsi organ Syok sepsis, yaitu kondisi fatal ketika tekanan darah menurun drastis akibat sepsis sehingga organ tubuh tidak mendapatkan pasokan darah yang cukup Kematian jaringan gangrene, yaitu matinya jaringan tubuh akibat infeksi bakteri di kulit yang tidak tertangani Reaksi autoimun, yaitu kondisi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel sehat karena tidak bisa membedakan antara sel sehat dengan bakteri yang menyerupainya Pencegahan Infeksi Bakteri Infeksi bakteri adalah kondisi yang dapat dicegah. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara rutin, terutama sebelum menyiapkan makanan, sebelum dan setelah makan, serta setelah menggunakan toilet Menjalani vaksinasi Menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar Melakukan hubungan seksual yang aman, misalnya dengan memakai kondom dan tidak berganti pasangan Tidak berbagi barang pribadi, seperti handuk atau baju Tidak berpergian ketika sedang sakit Xjy43F. 477 425 73 492 449 308 64 475 283

penyakit infeksi bakteri yang menyerang usus tts